Jika kehadiran Fraksi PDIP di Dogiyai menjadi ajang curhat masyarakat di daerah itu yang menuntut janji pembangunan jalan tol, rumah sakit dan sarana pendidikan, maka di Paniai keadaan sebaliknya. Daerah yang resmi dimekarkan tahun 1998 ini kini sedang giat-giatnya membangun.
Laporannya RAHMATIA Enarotali
Usai melaksanakan kegiatan di Moane Mani (Dogiyai) Selasa(11/3) sore sekitar pukul 17.10 WIT, Rombongan Fraksi PDIP meninggalkan daerah yang masyarakatnya terus memendam setumpuk harapan. Dengan mobil rombongan PDIP yang jumlahnya 10 orang termasuk wartawan Cenderawasih Pos menuju Enarotali ibu Kota Kabupaten Paniai.
Jarak Dogiyai - Enarotali sebenarnya hanya sekitar 85 kilometer, tetapi kami menempuhnya hingga tiga jam setengah (3,5 jam), itu karena jalan yang sudah dibangun sejak tahun 2003 lalu itu tidak diselesaikan dengan baik pembangunannya dan bagian yang sudah selesai juga tidak terpelihara dengan baik, sehingga sebagian besar dari jalan itu rusak berat berlubang dan nyaris longsor di sejumlah titik.
Untungnya, kendaraan yang digunakan adalah mobil Turbo masih sejenis land cruiser, sehingga mampu melewati jalanan berbatu dan berlubang itu, meski dengan kecepatan yang rendah karena harus berhati - hati sebab kondisi jalanan yang menanjak, berkelok dengan jurang yang dalam di bawahnya.
"Pemprov Papua seharusnya tidak perlu memikirkan jalan tol yang terlalu tinggi, tetapi cukup dengan menyelesaikan pembangunan jalan ini, karena masyarakat sangat membutuhkannya, apalagi di sepanjang jalan ini banyak perkampungan," tutur Ketua DPD PDIP Provinsi Papua Komaruddin Watubun kepada Cenderawasih Pos.
Kata dia, jalan tol biayanya terlalu mahal dan membutuhkan waktu yang relatif lama, sementara kenyataan yang ada jalan adalah kebutuhan yang segera dan harus direalisasi untuk membantu aktivitas transportasi di dareah itu.
Meski lelah tetapi perjalanan menyenangkan, disepanjang jalan di beberapa titik terlihat perkampungan dan distrik. Diantaranya Distrik Tigi Barat, Tigi Timur dan Distrik Yatamo serta sejumlah kampung. Tak hanya itu, perjalanan itu juga menyajikan pemandangan indah baik gunung, lembah hingga danau yang sangat potensial untuk dijual. Sayangnya hari merangkak gelap sehingga tak semuanya pemandangan itu dapat dinikmati.
Satu hal yang penting adalah, meskipun kondisi jalan tersebut rusak berat, tetapi lalulintas kendaraan cukup ramai, umumnya adalah truk pengangkut bahan makanan serta mobil yang seperti kami tumpangi. Dengan lancarnya truk - truk tersebut yang masuk ke Dogiyai, maka pasokan barang dan makanan ke wilayah itu juga sekarang menjadi lancar. Tak heran jika harga barang hampir menyamai Wamena kendati masih ada sebagian yang melambung. "Itu karena akses transporatasi darat dari Nabire sudah lancar ke Enarotali, begitu juga dengan Dogiyai - Nabire. Hanya saja di beberapa titik di ruas jalan Nabire - Dogiyai masih ada yang putus," kata Nancy Worabay Ketua DPC PDIP Dogiyai.
Malam beranjak larut ketika rombongan memasuki Distrik Paniai Timur yang ibu kotanya Madi. Sebagian dari rombongan yang dua tahun terakhir tidak ke Paniai terperanjat melihat Madi yang malam itu bermandikan cahaya lampu. Khususnya di sejumlah bangunan seperti rumah sakit, perkantoran dan rumah warga. Hal itu tentu suatu kemajuan yang cukup baik, meskipun listriknya menggunakan tenaga air tetapi cukup mampu memberikan penerangan di kota kecil yang terletak di ketinggian 2000 meter dpl itu.
Begitu juga dengan Enarotali, kota itu juga kini telah diterangi listrik meski belum mampu melayani seluruh masyarakat di kota itu tetapi cukup jelas mengesankan kalau kota itu kini mulai menunjukkan kemajuan yang drastis. Ya, Enarotali ibu Kota Paniai yang terletak di ketinggian 3200 meter dpl itu kini telah menjadi kota yang sebenarnya. Meskipun kecil, tetapi hampir dipastikan dalam waktu yang tidak terlalu lama kota itu akan mencapai kemajuan.
Kota itu saat ini tengah giat-giatnya membangun, di sebagian besar tempat di Enarotali terlihat kesibukan alat-alat berat ada yang sedang memotong gunung, menggali dan sebagainya ada juga kegiatan pelebaran jalan raya dalam kota, disamping pembangunan sejumlah sarana dan prasarana masyarakat lainnya.
Kampung yang tadinya hanyalah hutan belantara seolah disulap menjadi kota yang sibuk, puluhan bahkan ratusan mobil berseliweran di jalan raya setiap harinya.
"Kami memang sedang sibuk membangun sekarang ini dan itu merupakan kewajiban kami dan semua pihak di daerah ini," kata Bupati Paniai Naftali Yogi kepada Cenderawasih Pos.
Paniai yang APBD-nya pada TA 2007 lalu mencapai lebih dari Rp 500 miliar itu memang tengah memprioritaskan sejumlah pembangunan fisik. Diantaranya jalan raya di dalam kota. Kata Bupati Naftali konsep pembangunan kota Enarotali kedepan adalah menjadikan kota itu sebagai kota pariwisata. Enarotali memang pantas menjadi tujuan wisata, keindahan danau dan letaknya yang di ketinggian sekitar 3200 meter dpl dengan gugusan gunung - gunungnya sangat potensial untuk dijual. "Kami telah membuat konsep untuk menjadikan Enarotali menjadi kota pariwisata," ujarnya.
Di tahun 2008 ini Bupati Naftali bertekad menjadikan rumah sakit Enarotali yang terletak di Madi itu menjadi rumah sakit yang lengkap, sehingga menjadi rumah sakit rujukan bagi seluruh puskesmas di daerah itu. Rumah Sakit Paniai boleh di bilang adalah rumah sakit yang terbesar di daerah di wilayah Pegunungan Tengah.
Cita - cita ini tentu rasional mengingat derajat kesehatan masyarakat di daerah itu masih relatif rendah. "Karena itu melalui program kesehatan dan penyediaan fasilitas yang memadai, kami berusaha meningkatkan derajat kesehatan masyarakat," katanya.
Karena itu melalui Komaruddin Watubun yang juga Wakil Ketua DPR Papua Bupati Naftali mencoba menggantungkan harapan agar kelak dalam alokasi anggaran infrastrukur Pemprov Papua dapat memberikan porsi yang rasional bagi kabupaten di wilayah pegunungan.
"Pembangunan di daerah pegunungan sangat mahal, tetapi itu bukan berarti kita pesimis, kami tetap optimis agar pembangunan tetap berjalan karena itu kami minta Pemprov memberikan perhatian yang besar bagi pembangunan infrastruktur di kabupaten yang ada di wilayah pegunungan," harapnya.
Cita - cita itu disambut poisitif Komaruddin dan mengatakan bahwa hakekat dari pembangunan sesungguhnya adalah untuk kesejahteraan rakyat. Karena itu apa yang menjadi program pemerintah Paniai itu disambut positif olehnya. "Kami akan mendukung setiap program positif yang ada asalkan sejalan dengan nafas pembangunan," katany ketika bertemu dengan Bupati Naftali. Ia juga berharap agar dalam melaksanakan pembangunan di Paniai tetap mempertahankan prinsip - prinsip pelestarian lingkungan, apalagi cita - cita Paniai untuk membentuk daerah itu menjadi tujuan wisata.**